Pengobatan Kanker Endometrium
by lampoehkrueng.blogspot.co.id
• Definisi
Endometrium adalah selaput lendir atau jaringan rahim yang melapisi
dinding rahim. Sedangkan kanker endometrium adalah selaput
lendir atau jaringan rahim yang tumbuh di luar rahim.
Bagian endometrium halus
dan mempunyai pori-pori. Endometrium selalu berubah setiap
bulan karena sudah menjadi bagian dari siklus menstruasi.
Pada
awal siklus menstruasi, indung telur (ovarium) akan mengeluarkan hormon
estrogen yang bisa menyebabkan endometrium menjadi lebih
tebal.
Kemudian
pada pertengahan siklus menstruasi indung telur akan berhenti mengeluarkan
estrogen dan mulai memproduksi hormon progesterone yang akan mempersiapkan
bagian dalam endometrium untuk mempertahankan embrio, sehingga
terjadi proses kehamilan.
Jika
tidak ada proses penempelan embrio maka kadar progesteron akan menurun drastis
sehingga bagian dalam endometrium yang luruh akan menjadi
darah menstruasi.
Ketika
sel-sel dinding rahim mulai mengalami perubahan dimana sel-sel mulai tumbuh
bertambah banyak, maka terbentuklah benjolan yang disebut tumor.
Dan inilah yang bisa menyebabkan kanker.
• Gejala
- Terasa sakit ketika menstruasi
- Diare atau susah buang air
besar
- Pendarahan pada rahim
- Terasa sakit ketika buang air
kecil
- Pendarahan keluar banyak ketika
menstruasi. Umumnya terjadi pada perempuan yang memasuki masa menopause
- Ketika buang Air kencing
mengeluarkan darah
- Merasakan sakit yang parah
ketika berhubungan badan
- Sakit punggung pada bagian
bawah
- Periode haid yang berlangsung
lama
- Keluar darah pada saat buang
air kecil dan terasa sakit
- Mengalami keputihan yang
bercampur nanah dan darah
- Adanya benjolan pada daerah
pinggul
- Berat badan turun.
• Penyebab
Penyebab
utama kanker endrometrium masih belum diketahui dengan
jelas, namun setelah melalui beberapa penelitian, ada beberapa hal
yang diduga sebagai pemicu kanker endrometrium, yaitu:
- Wanita yang berbadan gemuk
(obesitas) memiliki kadar estrogen yang tinggi dalam darah, sehingga
mempunyai resiko terkena kanker endrometrium.
- Sindroma ovarium polikistik
yang bisa menyebabkan kadar estrogen dalam darah yang sangat tinggi
sehingga meningkatkan resiko kanker.
- Penggunaan estrogen dosis
tinggi dengan jangka waktu yang lama.
- Wanita yang mengalami
menstruasi pada usia yang masih sangat muda memiliki resiko yang lebih
tinggi karena adanya peningkatan waktu paparan dinding rahim terhadap
estrogen.
- Menopause lambat dimana paparan
estrogen yang bertambah lama pada dinding rahim.
- Riwayat infertilitas.
- Menstruasi yang tidak teratur.
- Ras kulit putih.
- Wanita yang berusia lebih dari
50 tahun (masa menopause).
- Mengonsumsi obat kanker
payudara (tamoxifen) dengan dosis yang tinggi
- Mempunyai riwayat penyakit diabetes,
hipertensi, dan penyakit kandung empedu.
- Menggunakan kontrasepsi oral
dosis tinggi.
- Mempunyai kebiasaan merokok.
• Diagnosa
Untuk
mengetahui apakah anda terkena kanker endrometrium atau tidak
maka anda harus menjalani beberapa tes seperti berikut :
- Tes Laboratorium
- Tes Radiologi
- Tes Diagnosis
• Pengobatan
Metode
pengobatan kanker endometrium tergantung dari usia pasien, kondisi kesehatan
umum pasien, ukuran tumor, tingkat stadium dan pengaruh hormon terhadap
kecepatan pertumbuhan tumor.
Metode
pengobatan :
- Operasi pembedahan
Hampir
semua penderita kanker endometrium akan menjalani operasi pengangkatan rahim
(histerektomi). Ovarium dan kedua tuba falopii juga akan diangkat
(salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium.
Hal
ini untuk menghindari adanya kemungkinan sel-sel kanker tidak aktif (dorman)
yang kemungkinan tertinggal yang akan beresiko tumbuh apabila terangsang oleh
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
Dokter
ahli bedah juga akan melakukan pengangkatan kelenjar getah bening apabila
berhasil menemukan sel-sel kanker pada tumor yang terletak di kelenjar getah
bening. Langkah tersbut harus dilakukan karena bila tidak segera diangkat bisa
mengakibatkan sel kanker menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Namin
pasien tidak perlu menjalani pengobatan lain apabila sel kanker belum menyebar
ke luar lapisan rahim (endometrium).
- Terapi penyinaran (radiasi)
Terapi
penyinaran dilakukan dengan menggunakan sinar X-ray untuk membunuh sel-sel
kanker. Terapi ini merupakan terapi lokal dimana penyinaran yang dilakukan ke
tubuh pasien hanya akan membunuh sel-sel kanker pada daerah yang disinari.
Terapi
penyinaran dan pembedahan biasanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker
endometrium dalam stadium I, II dan III. Terapi penyinaran bisa dilakukan
pada saat sebelum atau sesudah operasi pembedahan.
Penyinaran
yang dilakukan sebelum pembedahan bertujuan untuk memperkecil ukuran tumor,
sedangkan penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan bertujuan untuk membunuh
sel-sel kanker yang tersisa.
Terapi
penyinaran yang dilakukan untuk pengobatan kanker endomteriumi terdiri dari 2
jenis, yaitu :
1. Radiasi eksternal
Terapi
ini menggunakan sebuah mesin radiasi yang berukuran besar untuk membunuh tumor
dengan cara mengarahkan sinar ke tubuh pasien. Penyinaran yang dilakukan biasanya
sebanyak 5 kali dalam satu minggu.
Setelah
menjalani terapi penyinaran ini pasien tidak perlu mendapatkan perawatan khusus
di rumah sakit. Kelebihan dari terapi radiasi eksternal adalah tidak adanya zat
radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
2. Radiasi internal
Terapi
ini menggunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu zat radioaktif yang
kemudian akan dimasukkan ke dalam vagina pasien dan akan dibiarkan selama
beberapa hari.
Selama
menjalani terapi radiasi internal pasien diwajibkan untuk mendapatkan perawatan
khusus di rumah sakit.
- Terapi hormonal (kemoterapi)
Terapi
hormonal adalah pengobatan sistematik yang dilakukan dengan menggunakan
zat yang mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah sel kanker untuk
memakai hormon. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan mengakibatkan
perubahan pada jaringan di dalam rahim.
Pasien
diharuskan untuk menjalani tes reseptor hormon sebelum menjalani terapi hormon.
Jika jaringan pada rahim memiliki reseptor maka kemungkinan besar pasien akan
memberikan respon terhadap terapi hormonal. Pada umumnya terapi ini menggunakan
pil progesteron.
Terapi
ini hanya boleh digunakan untuk seseorang yang terinfeksi kanker dengan kondisi
tertentu, misalnya :
- Pasien yang terkena kanker yang
kondisinya tidak memungkinkan untuk mennjalani terapi penyinaran atau
operasi pembedahan.
- Pasien dimana stadium kankernya
sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, misalnya paru-paru.
- Pasien yang sebelumnya telah
sembuh dari kanker rahim namun penyakitnya kembali kambuh.
Bila
terapi hormonal tidak cukup ampuh untuk mengatasi kanker dan kanker masih terus
menyebar maka pasien akan diberi obat kemoterapi lain yaitu doksorubisin,
siklofosfamid dan sisplastin.
1.
Obat doksorubisin
Doksorubisin
merupakan obat yang digunakan untuk kanker kemoterapi. Obat ini biasanya
digunakan untuk mengobati beberapa leukemia, Hodgkin limfoma, serta kanker pada
payudara, paru-paru, kandung kemih, perut, tiroid, ovarium, tiroid,
multiple myeloma, sarkoma jaringan lunak dan sebagainya.
Efek
samping yang akan dirasakan pasien setelah mengkonsumsi obat ini adalah mual,
muntah, jantung aritmia, penurunan sel darah putih (neutropenia) dan rambut
rontok (alopecia).
2.
Obat siklofosfamid
Obat
ini membentuk ion karbonium atau kompleks lain yang bisa menyebabkan terjadinya
alkilasi (ikatan kovalen) dengan berbagai nukleofilik dalam tubuh.
Efek
samping yang akan dirasakan pasien setelah mengkonsumsi obat ini adalah mual,
muntah, gangguan kesuburuan, alopesia, leucopenia, adanya rasa kenyang padahal
belum makan (anoreksia), pigmentasi kulit dan kuku.
3.
Obat sisplastin
Obat
ini merupakan obat kemoterapi kanker yang berbasis logam platinum. Cisplatin
berperan sebagai anti kanker dengan cara menempelkan diri pada DNA sel kanker
lalu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Efek
samping yang akan dirasakan pasien setelah mengkonsumsi obat ini adalah
neprotoksisitas, neurotoksisitas, mual, muntah, keracunan sumsum tulang,
kerontokan rambut (alopecia), dan penurunan kekebalan tubuh.
Efek samping pengobatan
Walaupun
pasien bisa sembuh dari penyakit kanker endomterium namun terkadang pasien bisa
terkena efek samping dari pengobatan yang telah dijalani sebelumnya karena
pengobatan yang dilakukan cenderung menyebabkan kerusakan pada jaringan dan sel
yang sehat.
Jenis
dan luas jangkauan pengobatan juga bisa menjadi salah satu faktor yang bisa
memberikan pengaruh terhadap efek samping yang akan dirasakan pasien.
Efek
samping dari pengobatan kanker juga tergantung kepada berbagai faktor,
diantaranya dosis, jenis obat, luasnya jangkauan pengobatan dan daerah yang
disinari.
Berikut
ini adalah efek samping yang biasa dialami oleh pasien yang telah menjalani
terapi pengobatan kanker endometrium, yaitu :
- Pada umumnya pasien akan merasa
sangat lemah dan merasakan nyeri setelah menjalani operasi pengangkatan
rahim. Biasanya pasien akan bisa menjalani kehidupan normalnya setelah
melewati 1-2 bulan pasca operasi pembedahan.
- Sebagian pasien mengalami
gangguan berkemih, mual, muntah dan mengalami kesulitan dalam buang air
besar.
- Wanita yang telah menjalani
operasi pengangkatan rahim tidak akan bisa mengalami menstruasi dan tidak
akan bisa hamil.
- Jika operasi pembedahan sampai
mengangkat ovarium, maka pasien akan mengalami menopause dimana gejala
lain yang timbul (seperti hot flashes) kemungkinan akan lebih berat bila
dibandingkan dengan menopause alami.
- Pasien yang telah menjalani
operasi pengangkatan rahim akan merasakan kehilangan organ vitalnya
sehingga pasien akan sulit merasakan kenikmatan dalam melakukan hubungan
intim.
- Pada umumnya terjadi perubahan
kulit pada pasien, yaitu kulit berubah menjadi kemerahan dan lebih kering.
- Daerah yang mendapatkan
penyinaran pada bagian kepala akan mengalami kerontokan rambut.
- Nafsu makan hilang.
- Merasakan capek yang luar biasa
walaupun tidak melakukan aktivitas apapun.
- Pasien sering merasakan
gatal-gatal, perih dan kekeringan pada vaginanya.
- Pasien akan lebih sering buang
air kecil dan terkena diare.
- Terapi penyinaran bisa
menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih.
- Wanita yang mengkonsumsi
progesteron bisa mengalami peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan
dan penimbunan cairan. Jika masih mengalami menstruasi, maka siklusnya
bisa mengalami perubahan.
• Pencegahan
Sebaiknya
anda menjalani pemeriksaan panggul, pap smear dan tes
penyaringan secara rutin untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang
abnormal.
Selain
itu anda juga bisa melakukan pencegahan dengan rutin minum Nectura
No comments:
Post a Comment